Rabu, 14 Maret 2012

DILEMA PENDIDIKAN INDONESIA

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”

“Dari Indonesia,” jawab saya.

Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.

cerita ini diambil dari salah satu teman parlemen Remaja DPR-RI 2011: Eko Indrayadi

Rabu, 22 Februari 2012

Tips Sederhana untuk Mengatsi Depresi

Banyak orang bangun setiap hari merasa seperti hidup dalam kejenuhan , kegaduhan, kebingungan, dan permasalahan hidup yang tak kunjung selesai, seperti tidak ada lagi jalan yang pernah akan bisa untuk menempuh arah menjadi lebih baik seperti yang diharapkan. berikut tips sederhana yang mungkin dapat membantu anda berhenti merasa tidak bahagia dan membantu melihat hal-hal dengan cara yang positif dan menaklukkan depresi. Jika Anda berpikir Anda mungkin memiliki masalah kesehatan mental yang serius , jangan ragu juga untuk berkonsultasi ke ahlinya baik medis maupun spiritual.

1. Pelajari Apa Siklus Emosional yang anda miliki

Jika Anda memahami pola emosi positif dan negatif, dapat membantu untuk menempatkan perasaan Anda dalam berbagai perspektif. Sepanjang hidup, anda akan merasa tenang , tentram dan bahagia dalam beberapa hari, tapi kemudian mengalami hari-hari yang mengerikan dikesempatan lain. Hidup itu seperti naik roller coaster emosional. Pelajari bahwa semua emosi yang anda alami pada akhirnya sama seperti yang positif perasaan negatif akan berlalu dan meninggalkan anda di antara keduanya. Jika perasaan anda benar-benar turun dan depresi, ingatlah bahwa hal itu hanya sementara dan setiap orang akan mengalaminya karena memang dibuat demikian adanya dan itulah ujian dalam kehidupan dunia.

2. Kelilingi Diri Anda Dengan Orang-orang Positif

Tidak ada yang membuat anda merasa negatif lebih dari sekitar diri anda dengan orang negatif lainnya. Kita semua telah mendengar ungkapan 'kemiripan menarik kemiripan. Semua perasaan yang menular. Jika orang yang anda menghabiskan waktu bersama adalah negatif minded, selalu mengeluh tentang betapa buruknya kehidupan namun tidak pernah melakukan apa-apa. Maka lebih besar kemungkinannya akan menular pada Anda. Luangkan waktu dengan beberapa orang yang berpikir positif dan melihat efeknya terhadap kerangka pikiran anda.

3. Kenali kegiatan Rutin Anda

Berpartisipasi dalam rutinitas yang sama setiap hari bisa sangat membosankan dan menyedihkan. Coba sesuatu yang baru untuk membut beberapa hal yang menggembirakan dalam hidup anda. Campur rutinitas Anda sedikit. Jangan terjebak dalam lubang yang sama setiap hari sembari mengambil bentuk baru dari latihan atau pergi mencari / melakukan kegiatan / hobi baru. Buka pikiran anda untuk pengalaman baru dan melihat efek positif yang kemudian akan mempengaruhi pikiran anda.

4. Jelajahi Keajaiban Dari Alam

Bertamasya / jalan - jalan melihat keindahan alam akan sedikit menghilangkan kejenuhan daripada duduk merenung dan menjadi depresi. melihat pekarangan , rerumputan dan kegiatan hewan kecil disekitar kita akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru serta mencerahkan pikiran stress dan atau depresi. Kita sebagai manusia dizaman ini telah banyak terjebak dengan begitu banyak kepentingan dan hal hal kecil yang tidak signifikan serta bermanfaat hanya sebatas kehidupan sementara saja. cobalah elajar untuk hidup di saat ini dengan mengamati keajaiban alam karena mereka akan  membantu setidaknya untuk melupakan masalah anda sementara.

Cobalah gabungan 4 tips sederhana dalam kehidupan sehari-hari Anda dan melihat efek itu pada perasaan Anda. Belajar untuk hidup di saat ini dan selamanya untuk  menjadi bahagia dengan tidak ada kekhawatiran dan tidak pula bersedih hati.

Rabu, 01 Februari 2012

Kualitas Teman Yang Baik

Seorang teman adalah salah satu yang tahu, mengerti dan menerima apa yang anda dan masih memungkinkan anda untuk tumbuh.

Seseorang yang mengenal anda untuk siapa anda sebenarnya serta orang yang menerima bagaimana anda karakter anda dan tidak pernah menghakimi anda, dan memungkinkan bagi anda untuk tumbuh dan membantu anda di sepanjang jalan adalah teman yang harus tetap ada disekitar anda seumur hidup. 

Hari ini  ini sangat sulit untuk menemukan seseorang yang cukup berani untuk membiarkan anda menyinari ke seluruh dunia dan bahkan lebih sulit untuk menemukan seseorang yang akan ada dalam hidup  yang kegunaan utamanya adalah untuk membantu anda memberikan cahaya ke seluruh dunia.


Seorang sahabat sejati tidak menghakimi anda untuk masa lalu anda atau untuk siapa anda saat ini, tetapi mendorong anda untuk terus mencapai ketinggian baru, dan keinginan yang terbaik bagi anda setiap saat. Seorang sahabat sejati adalah orang yang mendengarkan, yang mengerti, yang mendorong, yang membantu, dan yang mempromosikan pertumbuhan anda sesering mungkin.

Sabtu, 21 Januari 2012

Kisah Rambut dan Berpikir Positif

Kisah Rambut dan Berpikir Positif  


Suatu pagi, seorang wanita bangun dari tidur nyenaknya.

Dia langsung beranjak dari tempat tidur, dan bergerak menuju cermin di kamarnya. Ternyata, dia mendapati rambutnya berkurang drastis, sehingga rambutnya bisa dihitung dengan jari tangan. Bukan sepuluh, bukan lima, tapi tiga helai.

Ini hebat!
Rambut yang seharusnya menjadi benda yang tidak bisa dihitung dalam bahasa Inggris (uncountable noun), sekarang menjadi bisa dihitung!

Emang ngapain aja ya, kok bisa rontok segitunya?

Entahlah. Mungkin karena penyakit kanker, terlalu stres, atau tak pernah keramas sehingga rambutnya rusak berat, tapi yang jelas adalah, rambut wanita itu tersisa tiga helai.

Melihat peristiwa aneh tersebut, sang wanita justru bersikap santai, lalu berkata:

”Rambutku tinggal tiga? Ah, tidak apa-apa. Aku kepang saja!”

Kemudian, dia mengepang tiga helai rambutnya tersebut, sehingga sekarang terlihat seperti satu helai.

Keesokan paginya, sang wanita mendapati rambutnya berkurang lagi. Kali ini, rambutnya tinggal dua helai. Karena tinggal dua, jelas dia tak bisa mengepangnya. Dia kemudian memutuskan untuk melakukan hal lain pada rambutnya.

“Aku belah tengah saja!”

Akhirnya dia memakai model rambut belah tengah.

Esok harinya lagi, dia bangun tidur dan ternyata rambutnya tinggal satu helai. Dia kemudian berkata:

“Gampang. Aku ingin model rambut ekor kuda saja.”

Dia pun melenggang dengan rambut “ekor kuda”nya, yang mungkin sebenarnya lebih pantas untuk disebut sebagai rambut “ekor kadal” (eewww....).

Ternyata, keesokan harinya lagi sang wanita tadi bangun tidur dan mendapati rambutnya hilang sama sekali. Tak ada satu helai rambut pun yang menempel di kepalanya sekarang.

Nihil.

Sang wanita optimis ini kemudian berkata,

“Bagus! Sekarang aku mirip Natalie Portman di film V for Vendetta dan aku tak perlu repot-repot merapikan rambut! Aku juga bisa hemat uang shampooooooooo!”



     Dalam kehidupan yang kita jalani, tak selamanya apapun yang kita rencanakan dan kita mimpi-mimpikan akan berjalan sesuai dengan rencana kita atau keinginan kita. Ya..." walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa, untuk menggapai/mencapai suatu mimpi yang kita bangun untuk menjadi kenyataan. Kita harus terus berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkannya.
     Memang semua pernyataan atau pendapat itu benar. Tapi jika segala usaha sudah dikerahkan semaksimal mungkin untuk mewujudkanya, tapi hasil yang kita dapatkan tidak sesuai dengan harapan kita. Maka jalan yang baik adalah berusaha untuk selalu berpikir positif dan mau menerima kenyataan yang sudah terjadi. Dan yang penting lagi, jika kita dihadapkan pada situasi yang sulit dan tidak menyenangkan. Cobalah jangan pernah menyalahkan apapun atas kegagalan kita ( menyalahkan diri sendiri, Nasib, Kondisi/situasi, ataupu orang lain ).
"Karena dengan berusaha untuk selalu berpikir positif dalam situasi atau kondisi apapun yang sulit dan tidak menyenangkan. kita bisa lebih cepat menemukan solusi dari permasalahan atau akar kegagalan kita"

     Dan untuk kedepannya, kita akan lebih bijak lagi untuk menyusun langkah-langkah terbaik untuk mewujudkan suatu kesuksesan yang kita mimpikan.

Indonesia adalah Negara Paling Murah SENYUM ^^,

Setiap manusia pasti di anugerahkan senyuman oleh sang pencipta. tetapi, tidak semua orang bisa bermurah senyum kepada sesama. karakteristik kebudayaanlah yang memungkinkan disetiap negara memiliki perbedaan didalam memberikan sebuah senyuman. Berdasarkan survei The Smilling Report 2009, Indonesia adalah negara yang paling murah senyum di dunia dengan mengantongi skor sebanyak 98 %.  Sedangkan untuk salam, Indonesia berada di posisi sejajar dengan Hongkong dengan skor 98 % juga.

Siaran pers The Smilling AB Better Business yang berbasis di Swedia(8/4/2009) menyebutkan bahwa skor terbaik ucapan salam ini terutama ditemukan dalam pelayanan pemerintah (94 %) sedangkan Business to Business (B2B) cuma 70 %.Sementara itu negara yang paling tidak ramah senyum di berikan kepada negara Pakistan dengan skor 44 %. dan terendah dalam memberikan salam adalah Maroko dengan skor 48 %.  Swedia sendiri berada diperingkat ke 24 dengan skore untuk murah senyum 77 % dan salam 81 %.

Untuk kategori perbenua, peringkat tertinggi diduduki oleh Australia dengan skore untuk murah senyum 89 % dan salam 92 %. dan diposisi terendah dari semua benua diduduki oleh Afrika dengan skore murah senyum 62 % dan salam 51 %. Data-data tersebut dikumpulkan dari para Mystery Shopper, yakni orang yang telah terlatih untuk mengukur dan merasakan proses pelayanan terhadap pelanggan. hasil survei ini meliputi data custumer service yang merupakan jawaban dari 2,5 juta pertanyaan mengenai Smile (senyum), Greeting (salam), dan Add-Ons sales (layanan tambahan saat penjualan) di 66 negara.

Ayo tetap tersenyum.... :D

Minggu, 15 Januari 2012

TESTIMONI


Welcome Semester 7…. :)
Gak terasa, sudah cukup lama juga kuliah di Fakultas Psikologi tercinta ini, hehe..

Di semester ini tidak begitu banyak mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan yang diambil, dan salah satu mata kuliah pilihan yang saya ambil adalah Bimbingan dan Konseling (BK). Kenapa mau mengambil mata kuliah ini? Jawabannya adalah karena saya tertarik dengan Psikologi Pendidikan dan salah satu mata kuliah pilihannya adalah Bimbingan dan Konseling ini, selain itu, saya tidak tertarik dengan mata kuliah pilihan lain yang ditawarkan di semester ini. Selain itu dosen pengampunya juga baik.

Hari pertama kuliah di kelas BK, kami melakukan suatu diskusi kelompok untuk membahas apa itu bimbingan dan konseling, unsur-unsur pokok dalam bimbingan, syarat-syarat terjadinya konseling yang baik, asas-asas dalam BK, dan kesalahpahaman dalam BK. Tugas tersebut juga akan dipresentasikan dan didiskusikan di kelas. Hm… awal yang baik untuk memahami apa itu Bimbingan dan Konseling.

Pada perkuliahan selanjutnya, ternyata dosen pengampu sebelumnya pergi ke luar kota untuk suatu kegiatan dan itu akan berlangsung selama beberapa bulan, untuk itu, maka dosen pengampu mata kuliah ini diganti. Dosen baru, metode baru. Bersama dosen baru, kami juga memiliki cara pandang yang baru terhadap mata kuliah ini. Metode penyampaian materi secara kelompok secara klasik yang awalnya sedikit membosankan, ditambah lagi dengan jam kuliah yang sore, membuat kami termasuk saya menjadi kurang semangat dalam menjalani perkuliahan. Namun dosen baru memiliki cara yang menurut saya sangat efektif dalam meningkatkan motivasi belajar saya dalam mengikuti mata kuliah BK ini.

Beberapa metode baru yang kami lakukan tentunya atas kesepakatan yang telah disetujui bersama antara lain, pengubahan posisi duduk saat perkuliahan berlangsung, jika biasanya posisi duduk biasa yang monoton, hingga beberapa baris ke belakang, kini susunannya dirubah sesuai dengan ide kelompok presenter. Ternyata hal ini membawa suasana belajar yang lebih nyaman menurut saya pribadi. Selain itu, kami juga pernah melakukan perkuliahan dengan system online, dimana kami melakukan conference dengan salah satu narasumber, seorang konselor online, beliau membuat suatu website mengenai bimbingan dan konseling. Kami melakukan diskusi dengan beliau, dan setiap mahasiswa bebas mengeluarkan pendapat dan juga sharing dengan beliau dan sesame mahasiswa. Kegiatan ini cukup menyenangkan karena saya juga baru pertama kalinya kuliah dengan system online seperti ini. Terdapat hal baru yang saya dapatkan, dan itu dapat menambah wawasan.

Tidak hanya itu, kelas mata kuliah BK juga pernah mendatangkan narasumber yang merupakan seorang konselor. Kak Ganda, begitu beliau kami sapa, juga merupakan salah satu alumni Fakultas Psikologi. Beliau banyak berbagi pengalamannya saat menjadi seorang konselor. Dari sharing hari itu kami mendapat banyak masukan dan jadi lebih dapat memahami bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan dan tidak hanya berpatok pada teori yang terdapat di buku saja. 

Perkuliahn demi perkuliahan telah dilalui, kini tibalah saatnya untuk menguji sampai di mana pemahaman kami masing-masing saat mengikuti mata kuliah ini. Ujian Tengah Semester (UTS) merupakan salah satu cara mengevaluasinya. UTS berlangsung cukup baik, kami diizinkan membuka buku dalam menjawab soal yang diberikan alias open book, namun tidak hanya open book saja, tapi open mind juga, hehe… Ternyata soal UAS tidak seperti yang saya bayangkan, namun semuanya dapat diatasi dengan baik. Saya sendiri merasa puas dengan hasil UTS saya, karena saya yakin, setiap usaha pasti akan membuahkan hasil, tidak sia-sia rasanya saya membaca buku BK setebal 900 sekian halaman yang monotan itu.

Setelah UAS selesai, perkuliahan kembali dimulai lagi, banyak tugas yang harus diselsaikan termasuk untuk mata kuliah ini. Ada sebuah tugas, yaitu membuat sebuah video mengenai berbagai jenis pendekatan dalam konseling. Setiap kelompok mendapatkan 2 jenis pendekatan dan pendekatan tersebut harus divideokan. Ada yang menjadi konselor dan konseli. Dalam melakukan tugas ini, kami melakukannya dengan cukup baik. Awalnya kami membuat naskahnya, latihan sebentar, lalu dimulailah proses syutingnya, hihihi…. Awalnya terdapat kendala dalam penyelesaian tugas ini, ternyata video yang kami buat tidak bisa dilihat seluruhnya saat dikirimkan ke komting, hal tersebut dikarenakan size video yang terlalu besar, namun hal tersebut dapat diatasi dan tugas kami pun terkumpul dengan manis. Video tersebut ditampilkan secara acak di kelas dan kelompok yang bersangkutan akan maju dan menjelaskan video yang telah mereka buat. Walaupun masih jauh dari kesempurnaan, namun kami sudah berusaha dengan maksimal.

Selain itu, terdapat lagi tugas observasi dan wawancara dengan guru BK di sekolah. Dalam hal ini awalnya kami memilih SMAN 1 Medan, namun ternyata pihak sekolah tidak mengizinkan hingga akhirnya kami pindah lokasi ke SMPN 30 Medan. Proses observasi dan wawancara yang terjadi cukup baik, kami juga melakukan pembagian tugas dengan cukup jelas. Hingga tugas tersebut dapat terkumpul tepat waktu. Nilai tugas tersebut juga telah diberitahu di grup facebook mata kuliah BK. Ternyata hasil yang diperoleh kelompok kami masih kurang memuaskan. Di perkuliahan terakhir sebelum UAS, setiap kelompok dipanggil untuk berdiskusi dengan dosen mengenai hasil tugas mereka. Dosen menanyakan banyak hal mengenai tugas tersebut seperti kendala, pendapat mengenai tugas tersebut, dan juga bagaimana proses yang sedang berlangsung itu. Kami menjawab semua pertanyaan yang diajukan dosen semaksimal mungkin. Di akhir perkuliahan dosen meminta pendapat kami mengenai bentuk UAS, karena kami semua masih binguung dan belun satu suara, maka diskusi dan pemberitahuan selanjutnya akan diiberikan di grup facebook mata kuliah BK.

Akhirnya, didapatkanlah sebuah keputusan bahwa UAS mata kuliah BK akan dilakukan secara online. Ini merupakan pertama kalinya saya mengikuti ujian dengan system online. Tentu saja saya dan teman-teman yang lain setuju. Dalam pengerjaan ujian online ini kami diharuskan membuat sebuag dokumen dengan judul UAS 2011/2012 yang nantinya akan dikomentari soal ujian oleh dosen pengampu. Jumlah soal yang diberikan ada 3, dan soal selanjutnya baru akan diberikan setelah soal pertama selesai di jawab. Walaupun terdapat beberapa hambatan dalam pengerjaan soal ini, seperti, dalam pengerjaan soal pertama, saya tidak mengetahui jika soal pertama tersebut sudah diposting, dan saya juga tidak online seharian, saat iseng membuka blog, ternyata soalnya sudah ada, jadilah saya gelagapan menjawab soal pertama karena batas waktunya tinggal sebentar lagi. Soal itu juga saya jawab bersamman dengan diskusi mata kuliah lain. Di soal kedua, saya mengalami kendala dengan blog saya yang tidak bisa dikomen, jadilah saya minta bantuan teman saya untuk membuka blog saya dan memberikan komentar/jawaban soal yang sudah saya kirimkan ke emailnya. Dam di soal yang ketiga, Alhamdulillah semuanya berjalan lancer hingga saya menuliskan testimony ini.

Secara keseluruhan saya merasa sangat senang mengikuti mata kuliah ini. Banyak wawasan, pengalaman dan hal baru yang saya dapatkan dalam perkuliahan ini. System perkuliahan dengan cara yang sedikit berbeda seperti dari metode penyampaian materinya, pembuatan grup mata kuliah di facebook, hingga pembuatan blog pribadi juga menurut saya sangat efektif dalam menambah motivasi mengikuti mata kuliah ini. Penyampaian nilai yang transparan dan juga adanya forum untuk diskusi atau voting secara online, juga penyampaian informasi yang up to date membuat saya menyenangi mata kuliah ini. Dosen pengampu mata kuliah ini juga sangat baik dan humanis menurut saya dalam mengampu mata kuliah ini,walaupun terkadang kami mahasiswanya suka membuat beliau kesal, maafkan kami yah bu’…. 

Akhir kata, saya ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampu mata kuliah ini Ibu Filia Dina Anggraeni, yang telah banyak memberikan ilmu dan juga hal baru bagi saya, juga kepada teman-teman kelompok yang telah bekerjasama dengan baik dalam setiap tugas juga teman-teman sesama kelas BK yang selalu meramaikan kelas. Harapan saya ke depannya, semoga mata kuliah ini semakin baik dalam system pengajarannnya, semoga adik-adik kelas nanti juga dapat merasakan sensasi kelas mata kuliah Bimbingan dan Konseling ini. Dan semoga segala sesuatu yang saya dapat dari mata kuliah ini dapat menjadi pembelajaran dan nantinya dapat berguna bagi saya pribadi maupun bagi orang lain.

I Love BK… ^_^

Galau Dilihat dari Sisi Psikologi



      Galau, sudah tidak asing lagi didengar oleh kalangan remaja hingga dewasa awal. Bila diperhatikan, tidak jarang kita menemui status facebook atau twitter yang berisi kegalauan dari pemilik akun. Biasanya mereka menunjukkan kegalauan dengan status mengeluh, menunjukkan diri sedang resah, bingung, dan pikiran kacau. Bagaimana sebenarnya galau dilihat dari sisi psikologi? Apakah ini termasuk gangguan atau tidak?
     Galau dalam KBBI memiliki persamaan kata dengan kacau pikiran, bimbang, bingung, cemas dan gelisah. Kata galau akan lebih tepat bila disebut bimbang, namun pengertiannya lebih pada arah bentuk kecemasan seseorang.
     Kecemasan adalah perasaan tak nyaman berupa rasa gelisah, takut, atau khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor psikologis dan fisiologis. Kecemasan dalam kadar normal merupakan reaksi atas stress yang muncul guna membantu seseorang dalam merespon situasi yang sulit.
     Kecemasan dapat dimasukkan dalam teori psikoanalisis. Freud mengatakan kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.
  • Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada besarnya ancaman.
  • Kecemasan neurotik adalah rasa takut bila instink atau keinginan pribadi akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.
  • Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
     Galau adalah bentuk kecemasan, sedangkan status FB dan Tweet yang mereka ketik adalah bentuk perilakunya. Cara mengatasi kegalauan bukan hanya terkait dengan usaha menstabilkan diri, namun juga mengatasi masalah yang ada. Problem solving bisa dilakukan dengan cara:
  • Mengubah dorongan kecemasan pada bentuk perilaku lain yang lebih positif.
  • Carilah sesuatu bidang yang dapat membuat kamu bisa lebih berprestasi, diperhatikan, dan disukai.
  • Tekanlah perasaan itu dengan alasan yang rasional dan utarakan di waktu yang tepat.
  • Carilah sebab yang “masuk akal” untuk menjelaskan kenapa hal ini terjadi pada kamu, ini untuk menghindari kecemasan yang tanpa alasan realistis.
  • Cobalah untuk menceritakan pada orang lain perasaan dan masalah kamu agar lebih jelas sebab yang menimbulkan kecemasan itu.
     Menggalau tidak masalah bila dilakukan dalam jumlah yang minim, namun tidak dapat ditoleransi bila dilakukan berkali-kali dan sangat sering dilakukan. Sisi positif dari perilaku galau adalah belajar mengakui kelemahan kita dan berpasrah diri atas apa yang sudah kita usahakan. Masih ada tuhan yang memiliki rencana dan kuasa atas segalanya.

 So, don't be "galauers".... ;)