Pada hari Selasa, 15 November 2011 yang lalu, ada suasana baru dalam perkuliahan Bimbingan dan Konseling. Jika biasanya mata kuliah ini diisi dengan metode perkulihan presentasi biasa, namun hari itu ada suasana yang berbeda, hari itu kami kedatangan tamu seorang psikolog yang juga merupakan salah satu alumni pertama Fakultas Psikologi USU, yang bernama kak Ganda Mery Yosephin Simatupang.
Kak Ganda, begitu ia biasa disapa datang untuk berbagi pengalamannya mengenai konseling sekolah. Kak Ganda sudah bisa dikatakan expert di bidang ini, walaupun awalnya ia berkecimpung di dunia psikologi klinis, namun ia berasumsi bahwa setiap bidang psikologi itu saling berhubungan dan membutuhkan satu sama lain, jadi jangan dikotak-kotakkan berdasarkan bidangnya, namun harus saling melengkapi satu dengan lainnya.
Pada hari itu kak Ganda sharing mengenai 4 topik. Topik pertama tentang apa sebenarnya konseling sekolah, topik kedua tentang siapa yang cocok menjadi konselor sekolah, topik ketiga tentang peluang kerja konselor sekolah, dan topik keempat tentang kelemahan konselor sekolah.
Dari hasil sharing tersebut didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Ø Counsel itu cakupannya sangat luas, mulai dari mengatasi berbagai permasalahan yang ada, bimbingan karir, bimbingan perkembangan, dan lain sebagainya. Counsel bukan bertujuan untuk membantu memecahkan masalah secara langsung, namun bagaimana konselor dapat meraih jiwa konseli, jadi ada jiwa yang akan dibantu, dalam hal ini konselor harus dapat memahami dengan baik jiwa dari konseli. Dan ini merupakan tugas yang tidak mudah.
Ø Apakah konselor harus menjawab masalah yang dihadapi oleh konseli?
Tidak, konselor hanya mengarahkan supaya konseli bisa menemukan jalan atau solusi untuk memecahkan masalahnya sendiri. Konseli diharapkan memiliki jawaban sendiri atas masalah yang dihadapinya. Dan dalam hal ini, konselor harus sangatlah pintar dalam menganalisa permasalahan yang dihadapi konseli, dan juga berhati-hati dan cermat dalam bertanya pada konseli, hingga ia dapat mengarahkan konseli dengan baik.
Lalu, jika ternyata jawaban yang diberikan konseli tidak sesuai dengan norma, maka konselor harus bersikap fleksibel, dan jika masalah yang dihadapi berat, konselor dapat menganalisa kepribadian konseli melalui orangtuanya.
Ø Yang dapat menjadi seorang konselor sekolah adalah orang yang telah dilatih atau mendapat pelatihan menjadi konselor. Jadi, jika sudah punya sertifikat resmi, dengan kata lain sudah expert / professional atau memiliki kemampuan khusus di bidangnya, baru ia dapat menjadi seorang konselor sekolah.
Ø Fakta yang terlihat saat ini, pada umumnya sekolah kurang menghargai konselor sekolah. Hal ini desebabkan oleh beberapa alasan, antara lain: sekolah kurang tau fungsi konselor sekolah, sekolah beranggapan bahwa mereka bisa menangani masalah siswa sendiri tanpa bantuan seorang konselor sekolah, sekolah juga berasumsi bahwa orangtua siswa dapat menyelesaikan masalah anaknya sendiri, selain itu terdapatnya sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk konselor di sekolah.
Ø Akhir-akhir ini BP dan BK di sekolah biasanya disamakan. Namun seharusnya harus dibedakan, bedanya, BP biasanya bertugas untuk menangani masalah awal yang dihadapi oleh siswa, setelah masalah teridentifikasi dan butuh penanganan lebih lanjut, maka siswa tersebut akan dihadapkan pada BK, dimana dalam hal ini dibutuhkan seorang konselor sekolah atau psikolog pendidikan yang akan menangani siswa yang bermasalah tersebut.
Ø Di kota Medan sendiri, menurut survey yang telah dilakukan, hanya ada 3 dari 200 sekolah yang punya psikolog, yang lainnya hanya punya guru BP, sekolah yang memiliki psikolog baiasanya merupakan sekolah-sekolah swasta baru. Konselor yang efektif tergantung siswanya, idealnya, terdapat 1 psikolog bagi 50 orang siswa. Namun karena hal tersebut kurang memungkinkan, maka keberadaan psikolog di sekolah masih sangat minim.
Ø Jika kita sudah menentukan untuk menjadi seorang konselor sekolah, maka kita juga harus siap menjadi contoh atau panutan dan harus siap untuk melayani semua pertanyaan dan mampu memberikan jawaban yang cerdas. Jangan sampai jawaban-jawaban yang diberikan malah menjatuhkan keprifesionalan kita sebagai seorang konselor sekolah atai psikolog.
Sharing ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya bagi kami yang mengambil mata kuliah Bimbingan dan Konseling, karena tidak hanya mendapat ilmu dari teori-teori yang terdapat di buku saja, kehadiran narasumber seperti ini juga dapat membuka pikiran kami untuk dapat melihat secara langsung fakta yang ada di lapangan saat ini. Semoga ke depannya perkuliahan ini dapat diisi dengan hal-hal baru seperti ini atau hal lain yang lebih bervariatif.
Akhir sharing ini diisi dengan foto bareng kak Ganda dan pemberian ucapan terimakasih secara simbolik. Terimakasih kak Ganda..... :)