Senin, 14 November 2011

Program Bimbingan di Sekolah


Program bimbingan (guidance program) adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi,dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Suatu program bimbingan dapat disusun berdasarkan suatu kerangka berpikir tertentu, dan pola dasar pelaksanaan bimbingan tertentu.
Pola-pola dasar pelaksanaan bimbingan adalah suatu asas pokok untuk mengatur penyebaran pelayanan bimbingan di sekolah, dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan bimbingan apa yang akan diadakan dana rangkaian kegiatan itu dilaksanakan oleh siapa serta diberikan kepada siapa. Pola dasar bimbingan lebih bersifat praktis, karena langsung berkaitan dengan penyusunan program bimbingan.

Menurut Edward C. Glanz terdapar 4 pola dasar pelaksanaan bimbingan, yaitu:
  1. Pole generalis, berdasarkan keyakinan bahwa corak pendidikan dalam suatu institusi pendidikan berpengaruh terhadap kualitas serta kuantitas usaha belajar siswa, dan bahwa seluruh staf pendidik dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing siswa.
  2. Pola spesialis, bahwa pelayanan bimbingan di institusi pendidikan harus ditangani oleh para ahli bimbingan, yang masing-masing berkemampuan khusus dalam cara pelayanan bimbingan tertentu, seperti testing psikologis, bimbingan karier, dan konseling.
  3. Pola kurikuler, bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pelajaran khusus, dalam rangka suatu kursus bimbingan.
  4. Pola relasi-relasi manusia dan kesehatan mental, bahwa orang akan hidup lebih bahagia bila dapat menjaga kesehatan mentalnya dan membina hubungan baik dengan orang lain.

Robert H. Mathewson (1962) membedakan tujuh pendekatan atau strategi dasar dalam pelayanan bimbingan yang masing-masing merupakan suatu kontinum bipolar: 
a.      Edukatif vs direktif 
b.      Kumulatif vs pelayanan pada saat-saat kritis 
c.       Evaluasi diri vs evaluasi orang lain 
d.      Kebutuhan individu vs kebutuhan lingkungan 
e.      Penilaian subjektif vs penilaian objektif 
f.        Komprehensif vs berfokus pada satu aspek atau bidang saja 
g.      Koordinaif antara tenaga yang sederajat vs spesialistik dengan bantuan dari beberapa orang lain.

Jenis-jenis Bimbingan
Terbagi menjadi 3, yaitu: 
1.      Berdasarkan banyaknya orang yang dibimbing pada waktu dan tempat tertentu (bentuk bimbingan)
ü   Bimbingan individual, yaitu pelayanan bimbingan yang ditujukan kepada satu orang, biasanya dalam bentuk konseling
ü    Bimbingan kelompok, yaitu pelayanan bimbingan yang ditujukan kepada dua orang atau lebih, biasanya dilakukan dalam bentuk kelompok diskusi. 

2.      Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan bimbingan (sifat bimbingan)
ü    Bimbingan perseveratif (bimbingan perkembangan), yaitu bimbingan yang bertujuan untuk mendampingi siswa dan mahasiswa agar perkembangannya berlangsung optimal. Misalnya, membantu siswa remaja dalam mengambil suatu sikap terhadap orangtuanya.
ü    Bimbingan preventif (bimbingan pencegahan), yaitu bimbingan yang bertujuan untuk membekali siswa dan mahasiswa agar lebih siap menghadapi tantangan-tantangan di masa depan dan mencegah timbulnya masalah yang serius dikemudian hari. Misalnya memberi informasi kepada siswa SMA kelas I tentang tujuan dan program studi IPA,IPS, dan Bahasa, dan memberitahukan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan program studi.
ü    Bimbingan korektif (bimbingan penyembuhan), yaitu bimbingan yang bertujuan untuk membantu siswa dan mahasiswa dalam mengoreksi perkembangan yang mengalami salah jalur. Kelanjutan dari bimbingan ini adalah bimbingan pemeliharaan. Misalnya, membantu siswa SMA kelas 3 yang tidak lulus ujian karena salah dalam memilih program studi yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga siswa dibimbing untuk dapat memilih program studi yang lebih baik.

3.      Berdasarkan bidang tertentu dalam kehidupan siswa dan mahasiswa atau aspek perkembangan tertentu (ragam bimbingan)
ü    Bimbingan karier, yaitu bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau jabatan tertentu serta membekali diri supaya siap memegang jabatan tersebut, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang dimasuki.
ü    Bimbingan akademik, yaitu bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntuan belajar di suatu institusi pendidikan. 
ü    Bimbingan pribadi-sosial, yaitu bimbingan dalam menghadapi keadaan batin sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pemanfaatan waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

Komponen-komponen dalam program bimbingan
Yang dimaksud dengan komponen tertentu dalam program bimbingan ialah saluran khusus untuk melayani para siswa, rekan tenaga pendidik lain, serta orang tua siswa.
·         Pengumpulan data (Appraisal)
·         Pemberian informasi (Information)
·         Penempatan (Placement)
·         Konseling (Counseling)
·         Konsultasi (Consultation)
·         Evaluasi program (Evaluation)

Program bimbingan ini dapat diterpkan dalam berbagai jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan juga Perguruan Tinggi.

Daftar Pustaka
Winkel, W.S. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar